Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila – Kelas XI dan XII di mana kamu tidak hanya belajar teori. Tapi kamu juga diajak untuk berpikir kritis tentang negara, demokrasi, dan identitas nasional. Di fase ini, peserta didik diharapkan memahami lebih dalam soal Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Hingga bagaimana kita bisa hidup dengan rukun di tengah keberagaman Indonesia.
Mulai dari mendeskripsikan keterkaitan sila-sila dalam Pancasila, memahami kedudukannya sebagai ideologi negara. Sampai dengan tantangan penerapan nilai-nilainya di era global ini. Peserta didik juga diajak untuk menganalisis perubahan yang terjadi pada UUD 1945. Serta bagaimana sikap demokratis berdasarkan UUD 1945 bisa diterapkan di tengah era keterbukaan informasi seperti sekarang ini.
Gak cuma itu, kita juga bicara soal hak dan kewajiban warga negara. Terkadang, pelanggaran hak atau pengingkaran kewajiban terjadi. Dan di sinilah peserta didik diajak untuk menganalisis masalah tersebut dan mencoba merumuskan solusinya. Konflik keberagaman juga jadi isu penting yang dianalisis. Yang mana peserta didik dilatih untuk mencari solusi berkeadilan yang bisa diterapkan dalam masyarakat.
Di sini, gotong royong bukan cuma slogan, tapi benar-benar jadi prinsip yang diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. Dan terakhir, peserta didik belajar menganalisis bentuk negara, bentuk pemerintahan. Sampai peran lembaga-lembaga negara dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, hingga pertahanan dan keamanan.
Capaian per Elemen Pendidikan Pancasila Fase F Kurikulum Merdeka
Pancasila: Fondasi Kehidupan Berbangsa
Ketika kita bicara tentang Pancasila, peserta didik bukan hanya diminta untuk menghafal sila-silanya saja. Mereka juga diajak untuk mendalami bagaimana setiap sila saling berhubungan satu sama lain. Pancasila sebagai ideologi negara bukanlah hal yang kaku, melainkan sesuatu yang terus berkembang dan menghadapi berbagai tantangan dalam penerapannya, baik di tingkat nasional maupun global.
Dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai Pancasila harus menjadi bagian dari identitas kita sebagai bangsa. Misalnya, bagaimana kita bisa membiasakan perilaku yang mencerminkan gotong royong atau tenggang rasa, yang merupakan wujud nyata dari sila-sila dalam Pancasila. Jadi, Pancasila tidak hanya sebagai ideologi, tapi juga sebagai panduan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: Pilar Demokrasi
UUD 1945 adalah landasan konstitusional kita, tapi bukan berarti ia tidak berubah. Peserta didik diajak untuk memahami bagaimana periodisasi pemberlakuan UUD di Indonesia dan apa saja perubahan yang terjadi dari masa ke masa.
Di era keterbukaan informasi saat ini, sikap demokratis sangat penting. Peserta didik belajar untuk menerapkan sikap ini berdasarkan UUD 1945. Mereka juga diajak menganalisis pelanggaran hak dan kewajiban warga negara. Gak berhenti di situ, mereka juga diminta untuk merumuskan solusi dari masalah-masalah yang dihadapi warga negara. Jadi, gak cuma belajar teori, tapi juga belajar menjadi bagian dari solusi.
Bhinneka Tunggal Ika: Menyatukan Keberagaman
Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke, kita punya berbagai suku, agama, ras, dan budaya. Tapi, dengan keberagaman ini, potensi konflik pun ada. Peserta didik diajak untuk menganalisis potensi konflik yang ada di masyarakat dan bersama-sama mencari solusi yang berkeadilan.
Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip gotong royong menjadi kunci. Ini bukan sekadar teori, tapi benar-benar diimplementasikan dalam kegiatan bersama, di mana semua orang diajak untuk berkontribusi dan bekerja sama.
Negara Kesatuan Republik Indonesia: Membangun Demokrasi yang Kuat
Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), demokrasi adalah nilai yang sangat penting. Peserta didik diajak untuk mendemonstrasikan bagaimana demokrasi bisa diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Gak hanya itu, mereka juga belajar menganalisis ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) yang dihadapi Indonesia.
Indonesia sebagai negara punya bentuk pemerintahan yang unik. Di sini, peserta didik belajar menganalisis bentuk negara, sistem pemerintahan, hingga peran lembaga-lembaga negara dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Jadi, mereka tidak hanya paham teori, tapi juga siap untuk berkontribusi dalam menjaga keutuhan NKRI.
Untuk alur tujuan pembelajaran dapat dilihat pada website guru kemendikbud. Disana terdapat referensi atp pendidikan pancasila yang bisa dijadikan acuan dalam pembelajaran.
Artikel capaian pembelajaran pendidikan pancasila ini bukan cuma soal apa yang harus dipelajari, tapi juga soal bagaimana kita menyiapkan generasi yang mampu berpikir kritis, menganalisis masalah, dan merumuskan solusi. Mulai dari memahami Pancasila, UUD 1945, hingga hidup dalam keberagaman, peserta didik diajak untuk tidak hanya menjadi penonton, tapi juga pelaku yang aktif dalam menjaga dan memajukan bangsa ini.
Dengan prinsip gotong royong, demokrasi, dan keberagaman, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis. Dan itulah harapan dari pendidikan kewarganegaraan ini, membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan global tanpa melupakan identitas nasional mereka.
Baca artikel lainnya tentang dunia pendidikan di Lamnesia Media. Terima kasih 🙂