Capaian Pembelajaran Seni Rupa – Di akhir fase E (kelas X), siswa akan punya pemahaman yang lebih mendalam tentang program keahlian seni rupa yang mereka pilih. Ini bukan sekadar tentang mempelajari seni rupa, tapi juga soal menumbuhkan passion dan visi mereka untuk menghadapi masa depan. Mereka jadi punya gambaran yang lebih jelas, apakah mereka benar-benar ingin berkarir di bidang ini atau tidak. Di aspek soft skill, siswa akan belajar menerapkan budaya kerja yang sesuai dengan standar profesional, memahami konsep diri positif, dan menguasai prinsip K3 serta 5R dalam seni rupa. Selain itu, mereka juga diajarkan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan menemukan solusi. Jadi, konsistensi dalam menerapkan budaya kerja dalam seni adalah kunci penting di sini.
Nah, di aspek hard skill, siswa akan lebih menguasai elemen-elemen yang ada di mata pelajaran Dasar-Dasar Seni Rupa. Jadi, enggak cuma belajar teori, tapi juga belajar mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat ke dalam praktik langsung. Menarik, bukan?
Capaian per Elemen Dasar-Dasar Seni Rupa Fase E Kelas X
1. Wawasan Industri Seni Rupa di Era Modern
Ketika kita bicara tentang seni rupa di era Revolusi Industri 4.0 dan masyarakat 5.0, ini bukan lagi soal sekadar menggambar atau melukis. Siswa di akhir fase E akan dibekali pemahaman tentang bagaimana industri kreatif seni rupa berkembang dengan pesat di era ini. Teknologi terbaru seperti 3D printing, digital painting, dan software desain menjadi alat wajib yang perlu dikuasai. Tidak hanya itu, siswa juga ditantang untuk bisa berpikir kritis tentang Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dan bagaimana karakter kerja yang positif serta budaya berbagi berperan penting dalam dunia seni rupa.
Seni rupa saat ini bukan sekadar menciptakan karya, tapi juga soal memahami kebijakan dan isu-isu yang berpengaruh pada seni dan budaya. Dengan ini, diharapkan siswa bisa menumbuhkan integritas diri yang kuat dan siap menghadapi tantangan di dunia industri kreatif yang makin kompetitif.
2. Proses Bisnis di Dunia Seni Rupa
Seni rupa dan bisnis? Terdengar jauh ya? Tapi, faktanya seni rupa dan bisnis adalah dua hal yang saling berhubungan erat. Di akhir fase E, siswa akan belajar tentang bagaimana proses bisnis berjalan di industri seni rupa. Mereka akan diajarkan bagaimana merencanakan karya seni dengan mempertimbangkan tren pasar, melakukan riset, serta memahami manajemen yang baik. Siswa juga harus bisa membuat keputusan secara profesional, termasuk memikirkan strategi pemasaran inovatif yang sesuai dengan pola pikir masyarakat saat ini.
Bagaimana seni rupa bisa menghasilkan keuntungan? Nah, ini yang menjadi fokus utama. Dengan pengetahuan ini, siswa bisa mengembangkan kemampuan technopreneur mereka dan menciptakan peluang usaha di bidang seni rupa.
BACA JUGA : Unsur Dasar Desain Grafis Yang Wajib Diketahui
3. Menjadi Technopreneur di Bidang Seni Rupa
Seni rupa tidak hanya soal menggambar atau melukis. Di akhir fase E, siswa akan belajar apa itu kewirausahaan dan bagaimana seni rupa bisa menjadi sumber penghasilan. Mereka akan diajak memahami profil pekerjaan yang akan digelutinya, serta mempelajari kisah sukses dan kegagalan para tokoh di dunia wirausaha seni rupa. Dari sini, mereka bisa mulai merancang strategi untuk menciptakan produk seni rupa Indonesia yang kreatif dan inovatif.
Dengan teknologi yang semakin canggih, dari 3D printing hingga digital painting, siswa akan diajarkan bagaimana memanfaatkan teknologi ini untuk menciptakan produk seni rupa yang bernilai. Tidak hanya itu, mereka juga akan belajar menentukan strategi pemasaran yang tepat agar produk mereka bisa diterima oleh pasar. Jadi, siswa tidak hanya jadi seniman, tapi juga wirausahawan yang andal.
4. Proses Produksi Seni Rupa: Dari Ide ke Karya
Ketika kita berbicara tentang seni rupa, tentu kita tidak bisa lepas dari proses produksi. Di akhir fase E, siswa akan diajarkan bagaimana mengembangkan ide dan gagasan mereka ke dalam bentuk karya nyata. Mereka juga akan belajar menggunakan alat dan bahan dengan benar, serta menguasai teknik-teknik dasar dalam pembuatan karya seni rupa.
Tidak hanya itu, siswa juga harus bisa mempresentasikan karya mereka, baik secara lisan maupun tulisan. Ini penting agar karya yang mereka hasilkan bisa dinilai dan diapresiasi dengan baik oleh orang lain.
5. Dasar-Dasar Desain Dua Dimensional
Desain dua dimensi adalah fondasi dari banyak karya seni rupa. Di akhir fase E, siswa akan mampu memahami elemen-elemen dasar dalam seni rupa seperti titik, garis, bidang, ruang, bentuk, warna, gelap terang, dan tekstur. Prinsip-prinsip seni rupa seperti organisasi, penyatuan, dan fokus juga akan ditekankan dalam pengembangan karya desain dua dimensi.
Yang menarik, siswa akan diajak untuk menjelajahi inspirasi dari budaya lokal maupun global dalam pengembangan karya mereka. Tentu saja, semua ini dilakukan dengan tetap menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) di setiap langkahnya.
6. Desain Tiga Dimensional: Membentuk Ruang dan Volumetrik
Capaian Pembelajaran Seni Rupa selanjutnya adalah desain tiga dimensional. Seni rupa tidak hanya sebatas dua dimensi. Di akhir fase E, siswa akan belajar tentang desain tiga dimensi, mulai dari konfigurasi linier, transformasi volumetrik, hingga konfigurasi ruang. Mereka akan ditantang untuk menuangkan ide-ide kreatif mereka ke dalam bentuk yang estetis dan inovatif, sambil tetap mengikuti prinsip-prinsip seni rupa.
Seperti halnya desain dua dimensi, inspirasi dari budaya lokal dan global juga menjadi bagian penting dalam pengembangan karya tiga dimensi. Prosedur keselamatan dan kesehatan kerja tetap menjadi prioritas utama, mengingat kompleksitas dari desain tiga dimensi.
7. Menggambar: Dari Teknik hingga Estetika
Menggambar adalah keterampilan dasar yang wajib dikuasai oleh setiap seniman. Di akhir fase E, siswa akan menguasai berbagai teknik menggambar seperti proyeksi, perspektif, gambar bentuk, dan gambar alam benda. Mereka harus mampu menghasilkan gambar yang presisi, estetis, dan fungsional.
Keterampilan menggambar ini tidak hanya soal membuat sesuatu yang indah, tapi juga soal bagaimana gambar tersebut bisa berkomunikasi dengan baik. Dalam proses ini, siswa akan diajak untuk selalu menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) agar karya mereka tidak hanya aman, tapi juga berkualitas.
8. Sketsa: Awal dari Semua Karya Seni
Setiap karya seni besar dimulai dari sebuah sketsa. Di akhir fase E, siswa akan menguasai teknik-teknik sketsa dan mampu mengembangkannya ke dalam bentuk yang lebih kompleks seperti gambar rancangan, denah, atau bagan.
Sketsa adalah langkah awal dari sebuah proses kreatif. Melalui sketsa, siswa bisa menuangkan ide mereka secara estetis, kreatif, dan imajinatif. Sama seperti dalam menggambar, penerapan prosedur K3LH tetap menjadi bagian yang tidak boleh diabaikan dalam proses pembuatan sketsa ini.
Sekian artikel tentang Capaian Pembelajaran Seni Rupa untuk kelas X. Begitulah gambaran bagaimana siswa di akhir fase E akan mendapatkan bekal yang lengkap untuk terjun ke dunia seni rupa, baik dari segi keterampilan teknis maupun kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Sumber : Merdeka Belajar