Halo, sobat pendidikan! Tahukah kamu bahwa Kurikulum Merdeka kini telah mulai diimplementasikan di sekolah-sekolah dan madrasah yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Kementerian Agama? Yap, perubahan ini bukan hanya sekadar ganti nama, tapi ada beberapa revisi penting yang perlu kita ketahui. Yuk, kita kulik lebih dalam tentang istilah-istilah baru dalam Kurikulum Merdeka ini!
Perubahan Istilah dalam Kurikulum Merdeka
Kita mulai dari perubahan istilah yang mungkin terdengar asing, tapi sebenarnya memiliki makna yang sama dengan istilah lama di Kurikulum 2013. Berikut ini daftar perubahan istilah tersebut:
1. Prota (Program Tahunan) Tetap
Ini adalah satu-satunya istilah yang tidak berubah. Program tahunan tetap menjadi acuan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Promes Jadi Prosem (Program Semester)
Promes atau Program Semester sekarang dikenal dengan nama Prosem. Meskipun namanya berbeda, fungsinya tetap sama, yakni sebagai panduan kegiatan pembelajaran per semester.
3. Silabus Jadi ATP (Alur Tujuan Pembelajaran)
Silabus kini disebut ATP. ATP dirancang untuk memetakan alur tujuan pembelajaran, memberikan gambaran yang lebih jelas dan terstruktur tentang apa yang harus dicapai siswa selama proses belajar.
4. KI (Kompetensi Inti) Jadi CP (Capaian Pembelajaran)
Kompetensi Inti yang dahulu kita kenal sekarang menjadi Capaian Pembelajaran. CP lebih menekankan pada hasil yang harus dicapai oleh siswa.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Jadi Modul Ajar
RPP yang biasa kita kenal diubah menjadi Modul Ajar. Modul ini dirancang lebih fleksibel dan mendukung pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.
5. KD (Kompetensi Dasar) Jadi TP (Tujuan Pembelajaran)
Kompetensi Dasar sekarang berubah nama menjadi Tujuan Pembelajaran. Fokusnya adalah pada tujuan spesifik yang harus dicapai dalam setiap pelajaran.
6. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Jadi KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran)
Kriteria Ketuntasan Minimal kini dikenal sebagai Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran. Ini memberikan standar yang jelas tentang apa yang diharapkan dari siswa.
7. IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) Jadi IKTP (Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran)
Indeks Prestasi Kumulatif sekarang disebut Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran, yang memberikan panduan lebih rinci tentang indikator yang harus dicapai siswa.
BACA JUGA :
Pengertian Jurusan Teknik Jaringan Komputer Dan Telekomunikasi (TJKT)
Pengertian Jurusan TSM (Teknik Sepeda Motor) Beserta Keunggulannya
8. Penilaian Harian (PH) Jadi Sumatif
Penilaian Harian yang biasa dilakukan sekarang dinamai penilaian Sumatif, memberikan evaluasi yang lebih komprehensif tentang pencapaian siswa.
9. Penilaian Tengah Semester (PTS) Jadi STS (Sumatif Tengah Semester)
Penilaian Tengah Semester kini disebut Sumatif Tengah Semester, memberikan penilaian di tengah semester yang lebih terstruktur.
10. PAS (Penilaian Akhir Semester) Jadi SAS (Sumatif Akhir Semester)
Penilaian Akhir Semester sekarang dinamakan Sumatif Akhir Semester, memberikan evaluasi menyeluruh di akhir semester.
11. Indikator Soal Jadi Indikator Asesmen
Indikator soal kini dikenal sebagai Indikator Asesmen, memberikan panduan yang lebih jelas dalam pembuatan soal.
12. Penilaian Teman Sejawat Jadi Formatif
Penilaian teman sejawat kini disebut Penilaian Formatif, yang berfokus pada proses pembelajaran dan memberikan umpan balik untuk perbaikan.
13. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Jadi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP)
KTSP kini berubah menjadi KOSP, memberikan otonomi lebih kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal.
Capaian Pembelajaran Setiap Fase
Kurikulum Merdeka juga memperkenalkan konsep Capaian Pembelajaran (CP) yang terbagi dalam beberapa fase. Setiap fase menggambarkan perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi siswa. Mari kita lihat pembagian fase tersebut:
- Fase A: Umumnya untuk SD/MI Kelas 1-2
- Fase B: Umumnya untuk SD/MI Kelas 3-4
- Fase C: Umumnya untuk SD/MI Kelas 5-6
- Fase D: Umumnya untuk SMP/MTs Kelas 7-9
- Fase E: Umumnya untuk SMA/MA Kelas 10
- Fase F: Umumnya untuk SMA/MA Kelas 11-12
Bagi SLB, CP disesuaikan dengan usia mental siswa berdasarkan hasil asesmen. Berikut pembagian fasenya:
- Fase A: Usia mental ≤7 tahun
- Fase B: Usia mental ±8 tahun
- Fase C: Usia mental ±9 tahun
- Fase D: Usia mental ±10 tahun
- Fase E: Usia mental ±11 tahun
- Fase F: Usia mental ±12 tahun
Mengapa Perubahan Ini Penting?
Sobat pendidikan, perubahan istilah dan struktur dalam Kurikulum Merdeka bukan sekadar formalitas. Ini adalah upaya untuk menyederhanakan dan memperjelas tujuan pendidikan kita. Dengan istilah yang lebih jelas dan struktur yang lebih fleksibel, diharapkan proses pembelajaran bisa lebih efektif dan menyenangkan.
Perubahan ini juga mendorong para pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar. Dengan Modul Ajar, misalnya, guru memiliki kebebasan lebih dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Bagaimana Cara Mengimplementasikannya?
Bagi para guru dan pendidik, implementasi Kurikulum Merdeka memerlukan penyesuaian dan pemahaman mendalam tentang istilah dan konsep baru ini. Berikut beberapa tips untuk memudahkan transisi:
- Pelajari Istilah Baru: Familiarisasi dengan istilah baru sangat penting. Gunakan panduan resmi dan ikuti pelatihan yang disediakan.
- Sesuaikan Perencanaan: Revisi rencana pembelajaran sesuai dengan modul ajar dan alur tujuan pembelajaran.
- Evaluasi dan Umpan Balik: Lakukan evaluasi secara berkala dan berikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa.
Perubahan dalam Kurikulum Merdeka bukanlah hal yang perlu ditakuti. Dengan memahami dan mengimplementasikan istilah-istilah baru ini, kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan mendukung perkembangan siswa. Mari kita bersama-sama menyukseskan Kurikulum Merdeka untuk masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Semoga dengan penyederhanaan istilah ini bisa membawa pendidikan Indonesia menjadi lebih baik sebagai mana yang telah di maksudkan.